Gemabangsa.id, Bungo - Rio (Kades) Tenam, Zam Sopwan diduga melakukan penyalahgunaan dana desa (DD) untuk kepentingan pribadi pada anggaran tahun 2021.
Dia diduga kalah saat ikut investasi, sehingga gaji perangkat desa terpaksa harus dilakukan tunda bayar selama beberapa bulan.
Selain itu, banyak dugaan proyek-proyek dusun yang tidak selesai dikerjakan. Seperti bangunan Puskesdes yang direncanakan siap dihuni akhir tahun 2021, namun sampai sekarang belum selesai. Kemudian pengadaan heler padi (mesin penggiling padi), pagar pertanian, dan lain-lain juga tidak diselesaikan hingga saat ini.
Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua BPD Tenam, Solihin, S. Pd membenarkan hal tersebut. Dia menyebut untuk mengganti kerugian investasi pribadi yang dilakukannya itu, Rio diduga melakukan pemotongan gaji terhadap beberapa orang perangkat dusun.
"Bahasanya minta diikhlaskan, tapi itu tetap saja menyalahi, karena itu merupakan hak dari perangkat dusun," ujarnya.
Dugaan pemotongan gaji perangkat itu dilakukan pada akhir tahun 2021 lalu, saat melakukan pembayaran gaji yang telah tertunda selama 7 bulan.
Sementara untuk besaran yang diduga dipotong setiap perangkat selama satu bulan gaji lebih kurang Rp2.150.000 dengan jumlah perangkat sebanyak 9 orang.
Sehingga perangkat hanya menerima gaji selama 6 bulan saja. Namun laporan yang dibikin Rio untuk SPJ tetap dibayarkan selama 7 bulan.
"Kalau ditotal semuanya mencapai puluhan juta, yang diduga untuk gantikan duit investasi Rio itu," tambah Solihin.
Sebelumnya, Datuk Rio Tenam, Zam Sofwan ini diduga telah melakukan penyimpangan dana desa sejak pertengahan tahun 2021 lalu. Dan sampai akhir tahun 2021 lalu, mirisnya gaji perangkat yang menjadi korban dan tertunda dibayarkan.
Tak hanya itu, diduga banyak proyek-proyek dusun yang tidak terselesaikan. Seperti bangunan Puskesdes yang direncanakan bisa dihuni awal tahun 2022 lalu, namun sampai sekarang belum bisa dihuni. Kemudian ada proyek heler padi (mesin penggiling padi), pagar pertanian, dan lain sebagainya juga tidak diselesaikan.
"Puskesmas dikerjakan, tapi belum selesai dan belum bisa dihuni sampai sekarang. Itu menggunakan anggaran tahun 2021. Pagar Pertanian dan Heler padi diduga dananya sudah ditarik semua, tapi barangnya tidak ada sampai sekarang," katanya.
Informasinya, dana tersebut digunakan oleh Zam Sofwan untuk investasi, namun Investasi tersebut ternyata merugi. Dia tidak mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkannya.
"Saya tidak tau juga investasi nya seperti apa. Kabarnya investasi main nanam saham koin emas," jelasnya.
Datuk Rio Tenam, Zam Sofwan ketika dikonfirmasi awak media beberapa waktu lalu menepis kabar tersebut. Menurutnya itu hanya kabar burung saja.
"Alhamdulillah untuk gaji sudah diterimo bulan 12 (Desember, red) kemarin. Terkait dengan yang lain bukan tidak selesai, tetapi memang ado keterlambatan dalam menyelesaikannyo, karena sesuatu dan hal lain," kata Zam Sofwan melalui pesan WhatsApp.
Untuk bangunan, dirinya menjelaskan jika bangunannya sudah selesai. Tinggal nunggu yang masang pintu.
"Itu sudah dipesan semuanyo," imbuhnya.
Namun demikian, dirinya tidak menjawab beberapa pertanyaan awak media terkait uang dana desa tersebut. (Tim)