Merasa Dirugikan Oleh Pemberitaan, Oknum Wartawan Nagekeo Dipolisikan Oleh Ketua Suku Nataia

 


Merasa Dirugikan Oleh Pemberitaan, Oknum Wartawan Nagekeo Dipolisikan Oleh Ketua Suku Nataia



​Gemabangsa.id, Nagekeo, NTT - Terkait pemberitaan yang mengaitkan penahanan keponakan ketua Suku Nataia dengan penyerahan tanah yang saat ini telah dibangun Mako Polres Nagekeo, akhirnya berbuntut panjang.

Atas pemberitaan yang dinilai merugikan Suku ersebut, Ketua Suku Nataia mempolisikan Patrianus Meo Djawa, yang merupakan Oknum Wartawan disalah satu media online di Kabupaten Nagekeo, NTT.

Informasi yang berhasil himpun sebelumnya, keponakan ketua Suku Nataia salah satu orang yang terlibat aksi penghadangan mobil Kapolres Nagekeo pada Minggu (09/04/2023) kemarin akibat dibawa pengaruh konsumsi minuman keras.

Kejadian itu bermula saat Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata bersama driver dan ajudannya berangkat menuju Mako Polres Nagekeo di Aeramo untuk mengecek kesiapan rumah jabatan yang akan ditempati nantinya.

Usai melakukan pengecekan, Kapolres bersama ajudannya beranjak menuju Marapokot untuk berbuka puasa di warung mi ayam langganannya yang berada di desa tersebut.

Akan tetapi, saat dalam perjalanan menuju Marapokot, tepatnya sekitar 100 meter dari pertigaan jalan arah Aeramo-Marapokot, salah seorang dari kelompok yang diduga dibawah pengaruh alkohol tersebut menghadang mobil Kapolres hingga akhirnya terjadi saling adu mulut antara ajudan Kapolres dengan pemuda tersebut.

Namun, pada saat itu pemuda yang adu jotos dengan ajudan Kapolres, seketika langsung memukul bamper bagian lampu kiri depan mobil hingga pecah .

"Kejadian bermula saat selesai pengecekan rumah jabatan Kapolres yang berlokasi di Desa Aeramo oleh Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata," terang informasi yang dihimpun Nusantara Pedia dari Kepolisian Resor Nagekeo.

Sesampainya di pertigaan cabang Aearmo-Marapokot atau di TKP, ada sekelompok remaja dalam kondisi mengonsumsi minuman keras melakukan penghadangan mobil Kapolres dan meninju bemper depan mobil. 

"Kemudian, driver Kapolres keluar dan bertanya, Kalian kenapa hadang mobil. Kemudian salah satu pelaku menjawab, kalian mau kenapa juga, saya panggil saya punya anak- anak disini,, kemudian terjadi percecokan mulut antara driver Kapolres dan sekelompok remaja yang menghadang," jelasnya.

Melihat kejadian tersebut, Kapolres Nagekeo keluar dari mobil dan menuju ke sekelompok remaja tersebut, namun salah satu pelaku mengenali wajah Kapolres lalu remaja tersebut lari berpencar dan kemudian terjadi aksi pengejaran.

Sementara itu, ketua Suku Nataia Patrisius Seo dalam keterangannya kepada awak media usai membuat laporan polisi terhadap Petriks, ia mengaku dirinya membuat laporan lantaran merasa suku-nya telah dicedarai atas pemberintaan yang mengaitkan penahanan keponakannya oleh Polres Nagekeo dengan tanah yang telah diserahkan untuk pembangunan Mako Polres Nagekeo.

Menurutnya, berita yang dinaikan Petriks tanpa melalui konfirmasi kepada dirinya dan telah menyinggung perasaan bahkan telah melakukan upaya penfitnahan terhadap Suku Nataia.

"Hari ini kami mendatangi Polres Nagekeo untuk melapor kaitan dengan muatan lewat media yang menyinggung, menyentuh perasaan eksistensi suku selaku ketua Suku Nataia yang berkaitan dengan pencemaran nama baik, penfitnaan pembohongan dalam berita lewat media tribunnews Kupang yang disiarkan oleh Patrianus Meo Djawa siang tadi. Dan berita yang dinaikan tidak pernah ada konfirmasi kepada saya," ungkapnya.

Kata Patris Seo lagi, Suku Nataia tidak pernah melakukan hal buruk terhadap siapa saja baik itu kepada pihak penegak hukum maupun pemerintah termasuk dalam lingkaran suku itu sendiri.

"Dari masa almarhum orang tua saya yang telah menyerahkan tanah untuk pembangunan Polres Nagekeo, dan tidak pernah melakukan hal buruk dengan siapa saja kita lihat sendiri proses pembangunan berjalan lancar (Polres Nagekeo red-). Namum hari saya mendapat berita tidak bagus yang ditulis wartawan tribun ini. Oleh karena itu, masyarakat adat dan saya selaku ketua Suku Nataia merasa terganggu dengan pemberitaan ini," ujar Patris Seo.

"Masyarakat Adat Nataia atas pemberitaan ini tadinya mau turun semua kesini (Mbay red-). Dan untungnya mereka masih mau mendengar saya, dan mempercayakan saya untuk membuat laporan," tambahnya.

Patris Seo juga kembali menegaskan, bahwa laporan polisi yang ia buat adalah bentuk ketersinggungan atas upaya  penfitnahan oleh Petriks yang mengait-ngaitkan eksistensi Suku Nataia tentang penyerahan tanah pembangunan Polres Nagekeo dengan penahan keponakannya yang terlibat penghadangan mobil Kapolres.

"Ketika berita tersiar siang tadi, suluruh masyarakat Suku Nataia terganggu bahkan tidak sebatas saya selaku suku menyintil juga almarhum orang tua saya. Disini yang membuat saya tersinggung, karena persoalan yang terjadi kemarin tidak ada hubungan dengan tanah yang diserahkan untuk pembangunan Polres Nagekeo, kok kenapa eksetensi suku saya dan nama alamrhum bapak saya dibawa-bawa dalam isi pemberitaan itu," tandasnya.

Petriks dipolisikan dini hari, Senin (10/04/2023) dengan nomor Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL)/B/ 43/IV/2023/NTT/SPKT "A"/Res. Nagekeo/ Polda NTT. (Tim)