BUAH LOKAL VS BUAH IMPOR

 


BUAH LOKAL VS BUAH IMPOR

ASHYLLA KURNIA PUTRI


NAMA.     : ASHYLLA KURNIA PUTRI

NIM.         : 1910213029

JURUSAN : BUDIDAYA PERTANIAN

PRODI.     : AGROTEKNOLOGI


BUAH LOKAL VS BUAH IMPOR

Siapa yang tidak kenal dengan duku Palembang, rambutan rafiah Binjai, jambu madu Deli dan lain lain.  Indonesia memiliki lebih dari 6000 jenis plasma nutfah. Potensi plasma nutfah buah-buahan di Indonesia sangat besar. Dari 7 spesies buah-buahan tropic utama ( pisang, jeruk, durian, nangka, langsat, manga, rambutan dan manggis). Indonesia seharusnya mempunyai varitas/klon buah-buahan unggul. Menurut survey (Kompas, 16 Oktober 2011), masrakat sebenarnya masih menggemari buah-buahan local.  Dari 446 responden, 74,9 %  responden lebih memilih buah local daripada buah impor.  

Sungguh ironi jika buah-buahan Indonesia , jangankan dikenal di dunia internasional, menjadi tuan rumah dinegaea sendiri saja belum.  Padaha dalam urusan rasa buah-buahan local ini bisa “menang”  Nilai gizi nya juga lebih baik karena tidak melalui proses penyimpanan yang lama atau pengawetan yang dapat menurunkan kualitas, selain lebih segar, beberapa buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya disbanding buah sub tropic.  

Kandangan vitamin C dan A pada buah manga local, lebih tinggi 10 kali lipat disbanding dengan buah impor. Seperti dalam penggunaan buah-buahan dalam beberapa resep masakan, menggunakan bahan pelengkap masakan kebanyakan menggunakana buah impor disbanding dengan buah local.  Buah local dan buah impor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.  

Misalnya dari segi harga, keduanya tidak bisa dibandingkan, karean  ada juga buah local yang lebih mahal daripada buah impor. Tetapi jika dilihat dari kondisi keberadaannya buah local terbendung dengan masalah “musimam”, sehingga penggunaanya harus disesuaikan dengan musimnya.  Belum lagi masalah kondisi buah local yang tidak konsiten .  Berbeda dengan buah impor yang sudah memiliki teknologi canggih dan segi pengolahan pangan, mengingat kebutuhan di industry kuliner memerlukan stok yang cukup besar dan ketersediaan yang sesaui waktu.

Bila dilihat dari segi penampilan dan variasi, para konsumen lebih menyukai buah impor daripada buah local yang dianggap kurang berkelas dan kurang berkualitas padahal jika dikemas dan dipasarkan dengan baik, buah local tidak kalah cantik dengan buah impor.

Khususnya di daerah Jambi, buah bedaro atau mata kucing sangat digemari oleh masyarakat.  Buah yang secara visual mirip buah kelengkeng ini memiliki kulit berwarna coklat muda hingga kehitaman ini  memiliki permukaan yang berbintil dan kasar.  

Namun bedaro memiliki perbedaan dengan kelengkeng dimana daging buah bedaro berwarna putih bening dan berair, rasanya sangat manis dan memiliki rasanya sangat manis dan memiliki aroma harum yang khas.  Jika bedaro ini dapat menjadi icon buah local daerah Jambi, alangkah baiknya, mengingat bedaro ini sangat baik pertumnuhannya di daerah ini. 


Penulis 

ASHYLLA KURNIA PUTRI