Cara menipu De Beers adalah dengan membuat iklan online mencari sugar baby yang akan dikenalkan dengan sugar daddy. Setidaknya 11 wanita, usia antara 18 sampai 24 tahun tertipu dengan iklan tersebut dalam kurun waktu dari April 2015 sampai Januari 2016. De Beers berbohong kepada gadis-gadis itu mengklaim bahwa dia memiliki klien yang dapat membayar antara US$ 8 ribu (Rp 115 juta) sampai US$ 20 ribu (Rp 288 juta).
De Beers yang mengaku sebagai agen sugar daddy itu kemudian bertemu dengan sejumlah korbannya di hotel dan memotret si korban tanpa mengenakan busana. Setelah itu, pria 34 tahun itu mengatakan pada si korban bahwa dia harus mencoba performa si wanita di atas ranjang sebelum ditawarkan ke sugar daddy.
De Beers juga mengancam akan menyebarkan foto-foto tanpa busana korban yang berusaha memutuskan hubungan dengannya. Dia mengancan kepada mereka bahwa untuk mencegah foto bocor, korban harus berhubungan badan lagi dengannya.
Dari pengakuan seorang wanita, ia bertemu De Beers di hotel. Setelah ia memotretnya, si wanita yang menjadi korbannya berhubungan seks dengannya tanpa kondom. Setelah kejadian tersebut, wanita 24 tahun itu mengalami serangan panik dan cemas.
"Dia kadang-kadang menangis karena hal tersebut, dan kadang-kadang disertai dengan sesak napas, sakit kepala, mual dan pusing. Selain itu, dia mulai mengalami masalah tidur dan mimpi buruk," ujar jaksa seperti dikutip detik.com.
Korban tersebut telah meminta untuk menghapus foto-fotonya di 2016, tapi si penipu mengatakan bahwa dia harus kembali melakukan hubungan seks dengannya. Korban melaporkan kejadian tersebut di 2016.
Baru-baru ini De Beers telah diadali dengan 10 dakwaan, termasuk beberapa dakwaan tentang penipuan. Dia masih ada 26 dakwaan lainnya yang akan dipertimbangkan untuk memberatkan hukumannya.
"Terdakwa memperdaya para korban dengan mengatakan bahwa korban perlu mendapatkan evaluasi untuk menilai kesesuaian mereka dengan sugar daddy," ujar jaksa.(bos)
