Gemabangsa.id, Bungo - Diduga karena perencanaan yang kurang matang, bangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) didusun Pauh Agung, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, kini hanya terbengkalai tanpa bisa dimanfaatkan masyarakat.
Padahal bangunan pada tahun 2018 itu menghabjskan anggaran yang tidak sedikit. Secara langsung Pamsimas mengucurkan sekitar 300 juta.
Belum lagi hasil swadaya masyarakat dan kucuran beberapa kali dari Dana Desa Pauh Agung, dengan alasan untuk penyempurnaan jaringan agar air bisa mengalir ke rumah-rumah warga.
Sayanganya uang yang tidak sedikit itu terkesan hanya dihamburkan dan hanya menguntungkan pihak tertentu yang hanya mengambil keuntungan dari sisi pembangunannya.
"Percuma kami punya Pamsimas, tapi nyatanya kami tidak bisa merasakan manfaatnya. Kini tidak ada mengalirkan air sama sekali," ujar Roma Candra, warga Pauh Agung (17/09/2021).
Menurutnya, sejak selesai dibangun pada 2018 lalu, warga hanya beberapa bulan saja merasakan manfaat air bersih dari program Pamsimas itu. "Dak sampai setahun, paling tigo bulan cuma airnyo mengalir," cetus Roma Candra.
Informasi yang berhasil dihimpun wartawan menyebutkan, selain belasan juta hasil swadaya masyarakat, kabarnya melalui Dana Desa Pauh Agung juga mengucurkan dana ke Pamsimas mulai tahun 2017 Rl 38 juta, 2018 Rp 40 juta, 2019 Rp 25 juta dan 2020 Rp 18 juta.
"Kami minta kalau memang ada Dana Desa mengucurkan ke Pamsimas ini agar dipertangung jawabkan oleh pengurus atau penanggungjawab Pamsimas ini," tegas Roma Candra.
Data yang dihimpun di lapangan, bangunan bak penampungan air Pamsimas ini dibangun diatas bukit yang sebenarnya cukup tinggi. Hanya saja tidak ada tower air yang dibangun agar bisa mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk.
Dari bak penampungan yang berjarak sekitar 300 meter dari jalan poros dusun Pauh Agung, air langsung dialirkan ke pipa induk. Dari pipa induk air langsung dialirkan ke pipa-pipa kecil untuk ke rumah penduduk. (ST)
